Bersahabat Dengan Masalah - MATRIX SC

About

Bersahabat Dengan Masalah


“Wah, selamat ya,” balas saya.Seorang kawan saya mengeluh, Gun, saya kok sering kena masalah ya? Padahal saya ini sudah rajin berdo’a, selalu positive thinking, tidak pernah bikin susah orang lain, suka memolong lain, jujur dalam bekerja, dan nggak neko-neko. Kenapa ya Gun? Apa masalah saya? Saya sudah bosan kena masalah terus.
“Lho, bagaimana sih Gun ini. Saya punya banyak masalah kok malah diberi ucapan selamat. Senang ya Gun kalo lihat orang susah?” kawan saya balik bertanya dan agak jengkel.
“Sabar...sabar... bukan begitu maksud saya. Jangan tersinggng dong,” jawab saya cepat sambil menenangkan kawan saya ini.

Nah, para pembaca yang budiman, apa yang saya tulis dalam artikel ini merupakan hasil obrolan saya dengan kawan saya. Tidak usah saya sebut namanya ya....hehehe.

Problem. Setiap orang pasti punya masalah/problem. Setiap hari kita pasti berhadapan dengan masalah. Kita berurusan dengan masalah. Kita mendapat masalah. Kita membuat masalah. Kita bahkan bisa menjadi sumber masalah. Masalah terbesar adalah kalau kita tidak tahu bahwa masalah kita adalah kita merasa tidak punya masalah. Ternyata hidup ini penuh dengan masalah ya. Kalo begitu mending kita nggak usah hidup...Eitzz tunggu dulu kawan...hehehe.

Para pembaca yang budiman, waktu Anda mengalami atau diperhadapkan dengan suatu masalah, bagaimana reaksi Anda??

Apakah Anda marah? Jengkel? Sakit hati? Kecewa? Frustasi? Takut? Menyalahkan diri sendiri? Atau Anda cenderung menyalahkan orang lain??

Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa saya menggunakan judul “Bersahabat Dengan Masalah”? Apa nggak salah, nih? Kita kok diminta bersahabat dengan masalah??
Benar. “Masalah” sebenarnya adalah hal yang sangat positif. Marilah kita bahas terlebih dahulu makna dibalik kata “masalah”. Masalah, yang dalam bahasa Inggris adalah “problem”, ternyata mempunyai akar kata yang maknanya sangat berbeda dengan apa yang pahami selama ini.
Akar kata “problem” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “proballein” yang bila ditelusuri lebih jauh mengandung makna yang sangat positif. Pro berarti forward atau maju. Sedangkan ballein berarti to drive atau to throw. Jadi problem berarti bergerak maju. Problem berarti kesempatan untuk maju dan berkembang.

Sewaktu pertama kali mengetahui bahwa akar kata problem, proballein, artinya bergerak maju, saya sempat terhenyat dengan perasaan kaget dan takjub. Sungguh luar biasa dan sungguh benar. Coba kita renungkan bersama. Masalah sebenarnya adalah suatu simtom/tragedi yang menunjukkan adanya suatu penyebab atau akar masalah. Justru dengan seringnya seseorang mendapat “masalah”, bila orang ini cukup bijak dan jujur pada dirinya sendiri, ia akan berkembang dan lebih maju.

Lho, kok bisa begini??
Pernahkah Anda, atau mungkin orang yang Anda kenal, mendapat atau mengalami masalah?
Jawabannya, “Sudah tentu pernah.”

Pertanyaan saya selanjutnya, “Apakah masalah yang dialami Anda mirip dengan masalah sebelumnya?”
Jika kita mau bersikap jujur dan jeli dalam mengamati maka sering kali masalah yang kita alami sifatnya “mengulang” masalah sebelumnya. Ada kemiripan atau kesamaan. Bentuk masalahnya bisa berbeda namun polanya sama.

Satu contoh, Ada seorang wanita teman saya, yang putus dengan pacarnya. Ia marah, kecewa, sakit hati, dendam, dan bersumpah akan mencari pasangan yang jauh lebih baik. Namun kenyataannya, Ia mendapatkan pacar baru yang mempunyai karakter yang serupa dengan mantan pacarnya.
Begitupun dengan teman-teman cowok saya (ada kayaknya di MATRIX SC UIN Alauddin Makassar), nasibnya sama seperti di atas. Kasihan juga ya, yang sabar ya...

Adik saya sering ribut dengan kakak saya hanya karena hal-hal sepele. Karena adik saya memencet pasta gigi tidak dari bawah, tetapi dari tengah, kaka saya marah besar. Sebaliknya, adik saya tersebut walaupun telah diberitahu kakaknya tetap mengulangi pola perilaku yang sama.

Eitzz, jangan salah. Saya juga sebagai Penulis artikel ini punya banyak masalah  kok.
Masalah yang kita hadapi sebenarnya menunjukkann “level” kita. Siapa diri kita sebanding dengan masalah yang kita hadapi.  Bukankah tertulis bahwa Allah tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui batas kekuatan kita untuk mengatasinya? Dan setiap masalah pastia ada jalan keluarnya?
Masalah atau problem sebenarnya guru sejati yang sering kali kita abaikan. Kebanyakan orang mengalami masalah yang serupa atau berulang karena mereka tidak belajar dari masalah yang pernah mereka alami.  tidak

Ibarat anak sekolah bila kita tidak naik kelas, karena nilai ujian kita jelek, maka kita akan mengulang di leveln atau kelas yang sama. Tidak mungkin guru akan menaikkan ke kelas berikutnya. Mengapa?? Karena soal ujian di level ini saja kita nggak lulus apalagi kalau diberi soal ujian di level atasnya.
Kita harus mengulang, tidak naik kelas, dengan harapan kita akan belajar, meningkatkan diri, dan akhirnya mampu mengerjakan soal ujian dengan benar. Dengan demikian kita “lulus” ke kelas berikutnya.
Saat tidak naik kelas, bukannya belajar dari “masalah” ini, banyak yang malah membuat masalah baru dengan menjadi marah, frustasi, dan menyalahkan guru atau serkolah. Anda pernah bertemu dengan orang seperti ini?

“Ah, itukan anak sekolah. Memang harusnya begitu,” ujar kawan saya tersebut.
Lho, kita ini kan juga anak sekolah. Kita sekolah di Sekolah Kehidupan. Kehidupan adalah tempat kita belajar. Untuk maju kita harus menjadi pembelajar seumur hidup atau life long learner.
 Ada yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang paling baik. Saya kurang setuju dengan pernyaataan ini. Menurut saya pengalaman adalah guru terbaik bila itu pengalaman orang lain. Jadi, kita belajar dan mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan dengan menelaah dan mempelajari pengalaman orang lain dan kita terapkan untuk kemajuan hidup kita. Begitu brow, inikan menurut saya, terserah bagaimana pendapat saudara-saudara..

Lebih baik mana, Anda kena tipu Rp 1 Triliun  atau Anda belajar dari pengalaman orang lain yang tertipu Rp 1 Triliun dan Anda gunakan pengetahuan ini untuk melindungi diri Anda agar tidak mengalami masalah yang sama.

Pengalaman adalah guru yang terbaik bila kita dapat memetik pelajaran berharga dari apa yang kita alami. Kebanyakan orangan mengalami “Pengalaman” hanya sekedar mengalami. Mereka tidak memetik pelajaran atau manfaat apapun dari pengalaman (baca: masalah) mereka.
Okelah Kalau Begitu. Sekarang sudah jelas bahwa kita bisa belajar dari masalah. Tapi bagaimana caranya??
Saya akan mencoba kemukakan bagaimana caranya untuk mengatasi setiap masalah dalam hidup ini:

1.      Mengakui adanya masalah
2.      Setiap masalah pasti ada sumber atau akar masalahnya, artinya bahwa Anda harus mengetahui apa akar atau sumber masalahnya.
3.      Bila akar masalah ditemukan maka yakin bahwa masalah tersebut akan bisa diselesaikan.
4.      Jalan keluar untuk menyelesaikan masalah
5.      Berusaha sambil berdo’a kepada Tuhan.

Selama seseorang masih memegang kepercayaan (belief) yang sama, saya yakin bahwa ia akan mendapatkan hasil yang sama. Tidak mungkin terjadi seseorang mendapat hasil yang berbeda dengan belief yang sama.

Artikel yang saya tulis ini diperuntukkan khususnya kepada teman-teman saya yang telah bergabung di Lembaga BIMBEL MATRIX Study Club UIN Alauddin Makassar dan tidak terkecuali juga bagi seluruh Pembaca artikel ini. Saya yakin bahwa banyak teman-teman MATRIX SC UIN Alauddin yang mengalami masalah. Apakah itu masalah kuliah, Praktikum, Pacaran, atau masalah lainnya. Ingat IBRAHIM ya. Cobalah Anda bersikap dewasa dan cobalah Anda bersahabat dengan Masalah Anda.
Salam MATRIX SC:
“Satukan Hati Satukan Jiwa untuk Membangun Matematika”
SEE YOU NEXT ARTICLE!

By: Gunawan (Ketua Umum MATRIX SC UIN Alauddin Makassar, 2011-2012)



Belum ada Komentar untuk "Bersahabat Dengan Masalah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel