Kajian V "Filsafat Matematika"
“FILSAFAT MATEMATIKA”
Pemateri : Nasruddin Sehu
Secara etimologi istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani philo dan shopia yang berarti cinta dan kebijaksanaan. Pengertian filsafat mengandung makna cinta kebijaksanaan. Akal atau pikiran adalah alat utama untuk memahami realita dalam kaitannya dengan makna dan nilai secara bijaksana. Filsafat mengkaji berbagai hal yang meliputi antara lain manusia, masyarakat, pengetahuan, etika, logika, matematika,bahasa, agama, estetika, dsb. Objek kajiannya (objek material) mencakup yang ada, yang mungkin ada, dan yang tidak ada berbicara mengenai matematika. Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani "mathein" atau "manthenein" yang artinya "mempelajari". Patut diduga bahwa kedua kata tersebut pun erat kaitannya dengan kata Sansekerta "medha" atau "widya" yang artinya "kepandaian", "ketahuan" atau "intelegensia". Dalam bahasa lnggris ''mathemata" menjadi "mathematics", dalam bahasa Jerman "mathematik", dalam bahasa Perancis "mathematique" dan dalam bahasa Belanda "mathematica" atau Wiskunde. Wiskunde berarti "wisse of zekere kunde" dan berisi ''meetkunde en algebra". Wisse adalah kata lain dari stere yang berasal dari kata yunani kuno "stereos" yang berarti ukuran isi 1 m3. Karena "wis" dalam wiskunde tidak berasal dari 'wis" yang berarti "pasti", maka terjemahan Ilmu Pasti untuk "Wiskunde" kurang tepat. Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang igin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial yang mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya, tanpa itu maka matematika hanya merupakan rumus-rumus yang mati. Matematika juga merupakan pengetahuan dan sarana berpikir deduktif. Bahasa yang digunakan adalah bahasa artificial dan efektif serta jelas hubungannya. Dimana matematika lebih mementingkan bentuk logisnya.
Filsafat matematika. Banyak orang tidak mengenal matematika dan banyak orang salah paham terhadap matematika, tetapi banyak juga orang kagum terhadap matematika. Perasaan kagum dan rasa ingin tahu terhadap matematika memunculkan pertanyaan-pertanya tentang hakikat matematika, ruang lingkup matematika, dan kegunaan matematika. Munculnya pertanyaan tentang hakikat diawali dari rasa kagum dan rasa ingin tahu. Salah satu bentuk kesalahpahaman terhadap matematika adalah anggapan bahwa matematika adalah ilmu pasti yang kebenarannya bersifat mutlak. Kekaguman akan menempati tempat yang sewajarnya dan kesalahpahaman akan hilang apabila orang memahami hakikat matematika yang sebenarnya, memahami bagaimana sistem matematika dikembangkan, kegunaan matematika, nilai-nilai matematika, dsb. Kebutuhan ini akan terpenuhi apabila matematika dikaji secara filsafati. Filsafat matematika adalah bagian dari filsafat dan berbicara tentang matematika dan mengkaji asumsi-asumsi, landasan, dan implikasi matematika secara filosofis Kajian yang utama meliputi dua pertanyaan penting, yaitu apakah objek matematika itu eksis dan apa makna kalimat matematika.. Sedangkan tujuan filsafat matematika adalah untuk memberikan rekaman sifat dan metodologi matematika untuk memahami kedudukan matematika di dalam kehidupan manusia. terlepas dari itu matemamatika juga memiliki hubungan dengan aspek lainnya
Matematika dan Sain
Di zaman Babylonia, matematika sudah digunakan dalam berbagai kegiatan yang berbeda, khususnya di bidang astronomi, pertanian, dan arsitektur. Orang-orang Babylonia merekam hasil pengamatan astrominya dalam bentuk tabel yang sangat bermanfaat bagi ahli astronomi sesudah zaman itu. Orang-orang Mesir kuno juga telah menggunakan matematika untuk melakukan pengukuran tanah dan membangun piramid.
Matematika dan Seni
Di luar ilmu pengetahuan dan teknologi, matematika juga memiliki keterkaitan dengan bidang musik. Pythagoras sudah melihat eratnya hubungan antara matematika dan musik. Teori musik kadang juga menggunakan matematik untuk memahami musik
Matematika dan Seks
Musik dan lukisan adalah bagian dari seni. Seks memiliki unsur seni. Semua orang dewasa hampir pasti pernah membicarakan, memikirkan, atau paling tidak pernah mendengar istilah ini karena Seks adalah bagian dari kehidupan dunia.
Matematika dan Humor
Matematika biasa dikenal sebagai ilmu yang ketat, kaku, abstrak, dan sulit, tetapi juga memiliki sisi-sisi yang dapat menjadi sumber humor. Humor dapat didefinisikan sebagai sesuatu yg lucu, keadaan yg menggelikan hati, kejenakaan, atau kelucuan.
Matematika dan Agama
Matematika juga berkaitan dengan kehidupan beragama. Agama Islam memiliki Rukun Islam yang lima, yaitu syahadat, sholat, puasa, zakat, dan ibadah haji. Semua rukun itu tidak lepas dari matematika. Syahadat, yang langsung berkaitan dengan teologis, paling tidak berkait dengan matematika pada lafal laillahhaillallah yang artinya tidak ada tuhan selain Allah, maknanya ialah Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan.
Matematika dan Politik
Pemilu dan Pilpres adalah suatu peristiwa politik di sebuah negara. Pada masa Pemilu dan Pilpres Indonesia baru-baru ini, istilah quick count sangat populer. Pada masa-masa itu, hampir setiap orang dengan fasih dan seringnya mengucapkan kata tersebut. itu beberapa hubungan matematika dengan aspek lainnya dalam filsafat matematika dikenal juga dengan beberapa aliran filsafat matematika. yaitu :
Aliran-aliran filsafat matematika
1. Platonisme
Platonisme matematik adalah pandangan metafisik bahwa banyak objek matematika abstrak yang eksistensinya terbebas dari manusia, bahasa, pikiran, dan praktik kehidupan.
2. Logisisme
Logisismme adalah aliran pemikiran yang menganggap bahwa matematika murni bagian dari logika.
3. Formalism
aliran formalisme menyatakan bahwa matematika berkaitan dengan sistem simbolik formal Menurut formalisme, matematika adalah sebuah permainan simbol atau permainan formal dan sangat menekankan strukturnya. Dengan perkataan lain, matematika merupakan bahasa simbol yang harus bersifat konsisten dan formal
4. Intituionisme (intuisionisme)
Aliran Intituionisme berpandangan matematika sebagai suatu aktifitas pikiran manusia yang terbebas dari bahasa dan basisnya adalah filsafat tentang pikiran. Matematika yang paling dasar
terletak pada intuisi yang paling dalam.
5. Contructivism (kontruktivisme)
Dalam filsafat matematika, aliran kontruktivisme berpandangan bahwa adalah suatu keharusan untuk mencari atau menkonstruksi objek matematis untuk menunjukkan eksistensinya. Apabilaseseorang beranggapan bahwa suatu objek tidak eksis dan menurunkan suatu kontradiksi dari anggapan tersebut, orang masih tidak menemukan objeknya, maka tidak membuktikan eksistensinya.
Belum ada Komentar untuk "Kajian V "Filsafat Matematika""
Posting Komentar