Kajian VI "Filsafat Ketuhanan" - MATRIX SC

About

Kajian VI "Filsafat Ketuhanan"

 

“KAJIAN KETUHANAN”

Pemateri : Kakanda Muzakkir

Berbicara tentang filsafat ketuhanan, kita akan mulai apa itu filsafat ?. Filsafat punya salah satu karakteritik berpikir yang perlu kita jadikan acuan dalam diskusi ini bahwa berpikir filasafat itu punya prinsip berpikir secara radikal. Radikal berasal dari bahasa yunani yaitu radiks yang artinya akar, maka berpikir filsafat adalah berpikir sampai ke akakr-akarnya. Artinya bahwa dalam filafat suatu stetmen tidak akan habisnya selama masih bisa dipertanyakan. Berbicara masalah ke-Tuhan-an maka tidak ada hal yang tabuh untuk dipertanyakan. Tuhan tidak pernah menjadi abolut selama Dian masih bisa dipertanyakan.

Tuhan sejak dahulu sejak manusia menghuni planet ini Tuhan sudah menjadi pertanyaan besar dan menjadi problem yang tidak pernah habisnya sampai hari ini. Kita tidak pernah melihat titik temunya, bahkan ketika kita melihat sejarah peradaban manusia banyak konflik-konflik besar, kekejian,kekjamamn yang mengatasnamakan Tuhan. Maka Tuhan ini selain menjadi panutan dan sembahan kita semua sebagai umat manusia , Tuhan itu problem kemanusiaan yang sangat besar kalau dilihat dari sisi sosiologi, ini adalah problem kemanusian, penyebab peperangan, penyebab pertikaian, dan lain sebagainnya.

 Sebelum kita terlalu jauh untuk kemudian membahas Tuhan dalam aspek sosiologis dan sebagainya kita akan ke masalah awal Tuhan dalam aspek filsafat. Kita mulai diskusi ini dengan pertanyaan-pertanyaan dasar yaitu Apakah tuhan itu ada? Dimana tuhan berada? Dimana tuhan bersembunyi? Klw ada tuhan manakah yg paling benar? Dan dari mana kalian bisa tahu kalau tuhan itu ada?  Itu adalah contoh pertanyaan2 yg tidak pernah terselesaikan sepanjang sejarah peradaban umat manusia, yg tidak jarang melahirkan percekcokan, saling mendehumanisasi antara stu golongan dgn golongan yg lain, bahkan bgtu banyak fakta sejarah terjadinya pembantaian2 besar dan peperangan2 besar yg mengatasnamakan Tuhan. Tidak jarang tuhan bahkan menjadi alasan utk melegalkan perbuatan2 keji dan kejam kepada sesama manusia.

Ada pendekatan yang berbanding terbalik dimana jika kita membicarakan Tuhan dalam prospektif filsafat kemudian membicarkan Tuhan  dalam persepektif agama. Membeicarakan Tuhan dalam dalam perspektif agama bahwa tidak ada yang tabuh mengenai Tuhan yang patut untuk dipertanyakan. Dalam perspektif filsafat Tuhan untuk kita bedah maka kita berangkat dari kerahguan bahwa Tuhan itu tidak ada kemudian kita mencari argumentasi yang membuktikan bahwa Tuhan itu ada.

Kalau seandainya kita buka sejarahnya, sebelum orang athena atau gambaram umumnya orang yunani membicarakan tentang filsafat, baik itu filsafat alam, Tuhan dan sebaginya. Bahkan dalam sejarah para Nabi yakni Nabi Ibrahim sendiri pernah mempertanyakan tentang keberadaan Tuhan bahkan pernah melakukan eskperimen untuk mencari keberadaan Tuhan. Sehingga yg menjadi konglusi dri pencariannya adalah bahwa Tuhan itu menciptakan alam beserta isinya. sehingga banyak ayat yg membicarakan "Dialah awal dan akir, johir dan batil". Ada juga "Dimanapun kamu menghadap disitulah wajah Tuhan". Jadi bagiku bukan menjadi sebua permasalahan apabila kita berbicara tentang Tuhan. Bakan Tuhan menyuru kita untuk membicarakan atau mencari keberadaannya yakni dengan keraguan2 akal terhadap semesta sehingga sanpai pada puncak pembicaraan tentang Tuhan. Berdsarkan argumen diatas maka pertanyaannya apakah alam dulu yang ada atau Tuhan dulu, Ibrahim percaya tuhan stlah melakukan eksperimen pencarian tuhan, bru kemudian menyimpulkan tuhan itu ada. Artinya bahwa kesimpulan Ibrahim tentang tuhan itu ada karna melihat adanya alam, maka dalam hal ini alam lah yg sebab Tuhan sendiri sebagai akibat.

Kalau kita menyakini keberadaan Tuhan, apakah betul yang kita yakini adalah Tuhan ? atau hanya imajini bahwa yang kita yakini adalah Tahan. Imajinasi yang dimaksud yaitu sesuatu yang tidak memiliki realitas tapi kita mengadakan realitas itu dalam ide kita, maka lahirnya realitas dan imajinasi. Sebenarnya selama ini kita terjabak dalam imajinasi bahwa ada Tuhan yang seperti ini, ada pahala yang seperti ini,ada surga kalo kita melkukan ini. Tapi ini hanya sebuah khalayan, jadi kita harus menyakini kembali apakah yang kita yakini ini adalah Tuhan yang sebenarnya. Kemudian kalau memang Tuhan benar ada atau cuman diada-adakan karena beberapa motif tertentu. Misalnya nenek moyang kita menghadapi masalah kemudian dia tak mampun menghadapi masalah itu maka dia membutuhkan sesuatu diluar dirinya untuk menyelesaikan permasalahannya. Maka diadakanlah yang namanya Tuhan dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhannya. Maka lairlah Tuhan yang berbeda sesuai dengan kelompok. Beberapa pemimpin mengatakan bahwa Tuhan itu lahir karena ketakutan manusia terhadap sesuatu, Tuhan itu lahit karna kelmahan manusia. Manusia tak mampu menyelesaikan masalahnya. Tuhan itu lahir karena kebodohan, karena manusia tak mampu memahami sesuatu maka dia melahirkan Tuhan untuk menjelaskan semua itu dijadikan sandaran suatu yang tidak dia ketahui. Maka lahirlah macam-macam argumentasi bahwa orang yang ber-Tuhan adalah orang yang lemah, orang yang bodoh, dan lain sebagainya.

Mungkin dalam mengkaji Tuhan kita mengalami kebingungan karena konsekuensinya setiap argumentasi yang memungkinkan untuk mengajukan pertanyaan maka dia akan mengajukan pertanyaan, tidak ada batasan untuk tudak mengajukan pertanyaan dalam sebuah argumentasi. Seandainya kita membedah Tuhan dengan pendekatan wahyu atau agama mungkin akan lebih mudah, karena kita berangkat dari kenyakinan keberadaan Tuhan kemudian mencari argumentasi yang menyakinkan keberadaan tuhan itu. Kalau dalam perspektif agama, ada tidaknya Tuhan bukan lagi perdebatan. Dia sudah menjadi keberadaan mutlak yang harus kita yakini. Tapi karena kita berangkat dari pendekatan filsafat maka kita mesti ragukan dulu segala sesuatu ya g berkkaitan denganTuhan bahkan keberadaanya. Tuhan ini harus dipertanyakan, apa itu Tuhan?.

Belum ada Komentar untuk "Kajian VI "Filsafat Ketuhanan""

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel